Adakah Dajjal?

penulis Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi Lc.
Syariah Manhaji 01 - Oktober - 2007 07:54:57

Keberadaan Dajjal merupakan salah satu topik yg menarik dan layak kaji. Pasal masalah yg satu ini sering menjadi ‘isu kondisional’ sejak dahulu kala. Simpang siur pendapat pun sering kali bergulir di tengah umat tentu dgn berbagai macam persepsi dan landasan berpikir yg berbeda. tdk ayal kontroversi ini menjadikan bingung banyak orang yg notabene awam.

Sebelum menelusuri kontroversi sikap seputar Dajjal tentu amat penting utk didudukkan terlebih dahulu hakikat Dajjal yg sedang dipermasalahkan ini. Karena hukum terhadap sesuatu merupakan cabang dari penggambarannya. Bagaimana mungkin seseorang bisa menghukumi bahwa Dajjal itu ada atau tdk sementara belum jelas bagi hakikat Dajjal yg sedang dipermasalahkan.

Hakikat Dajjal yg Dipermasalahkan
Dajjal yg sedang dipermasalahkan keberadaan itu adl seseorang dari bangsa manusia yg Allah Subhanahu wa Ta’ala munculkan di akhir zaman sebagai fitnah besar bagi umat manusia di muka bumi ini1 dan sebagai salah satu pertanda kuat semakin dekat hari kiamat2. Bentuk fisik Dajjal adalah: mata buta sebelah pada dahi tertulis huruf yg berarti kafir di mana tulisan itu bisa dibaca oleh siapa saja yg di hati ada keimanan3 berambut sangat keriting4 bertubuh besar dan sudah ada saat ini di sebuah pulau yg ada di tengah lautan dlm keadaan dibelenggu dgn belenggu besi yg amat kuat5.
Ketika muncul dia mengaku sebagai Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menyeru umat manusia utk menyembah dirinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala kuasakan bagi Dajjal utk membawa sesuatu seperti Jannah dan Naar . Jannah Dajjal hakikat adl Naar Allah dan Naar Dajjal hakikat adl Jannah Allah6.
Tempat kemunculan kelak dari sebuah jalan yg terletak antara negeri Syam dan Irak. Dia pun akan tinggal di muka bumi ini selama 40 hari; hari pertama lama satu tahun hari kedua lama satu bulan hari ketiga lama satu pekan hari keempat dan seterus lama seperti hari-hari biasa . Allah Subhanahu wa Ta’ala kuasakan pula bagi kemampuan utk mengelilingi dunia dgn sekejap seiring dgn berhembus arah angin . Sebagaimana pula Allah Subhanahu wa Ta’ala kuasakan bagi hal-hal aneh lain yg tdk dimampui oleh manusia biasa.
Kemudian terjadilah pertempuran yg dahsyat antara Dajjal berikut pengikut melawan pasukan Islam yg dipimpin oleh Al-Imam Mahdi yg diperkuat oleh Nabi ‘Isa ‘alaihissalam yg Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan dari langit. Akhir Dajjal tewas dibunuh oleh Nabi ‘Isa ‘alaihissalam di daerah Bab Ludd Palestina7. Demikianlah hakikat Dajjal yg dipersoalkan eksistensi itu. Untuk mengetahui lbh rinci tentang Dajjal dan hakikat silakan membaca rubrik Kajian Utama pada edisi ini.

Rambu-rambu Penting dlm Perselisihan dan Perbedaan Pendapat
Para pembaca yg mulia dlm Al-Qur`anul Karim Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Rahman telah memberikan bimbingan-Nya sekaligus solusi bagi segala perselisihan perbedaan pendapat dan kontroversi yg mengitari kehidupan para hamba-Nya. Termasuk perkara Dajjal yg tengah dipermasalahkan ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُوْلِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيْلاً
“Dan jika kalian berselisih dlm suatu perkara mk kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lbh utama dan lbh baik akibatnya.”
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata: “ maksudnya: kembalikanlah keputusan permasalahan tersebut kepada Kitabullah dan kepada Rasul-Nya dgn berta kepada beliau semasa hidup atau dgn merujuk kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sepeninggal beliau. Demikianlah keterangan dari Mujahid Al-A’masy dan Qatadah rahimahumullah dan memang benar apa yg mereka katakan itu. Barangsiapa tdk sepakat dgn ini mk telah cacat keimanan krn Allah Subhanahu wa Ta’ala telah nyatakan dlm ayat tersebut; .”
Kembali kepada Al-Qur`an dan Sunnah Rasul-Nya dlm tiap permasalahan yg diperselisihkan amat besar hikmahnya. Sebagaimana yg dikatakan Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah ketika menafsirkan surat Ali ‘Imran ayat 103: “Allah mewajibkan kepada kita agar berpegang teguh dgn Kitab-Nya dan Sunnah Nabi-Nya serta merujuk kepada kedua di saat terjadi perselisihan. Ia memerintahkan kepada kita agar bersatu di atas Al-Qur`an dan As-Sunnah secara keyakinan dan amalan. Itulah sebab keselarasan kata dan bersatu apa yg tercerai-berai yg dengan akan teraih maslahat dunia dan agama serta selamat dari perselisihan”
Lain hal dgn akal yg di-Tuhan-kan oleh sebagian orang serta lbh diutamakan daripada Al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam 8. Padahal fenomena akal ini amat memilukan. tdk sedikit dari para pemuja yg menyesal dan bingung akibat jalan yg ditempuh itu.
Abu Abdillah Ar-Razi tokoh Mu’tazilah yg telah menyelami lautan akal tersebut pernah mengatakan:
“Kesudahan mengedepankan akal adl belenggu.9
Dan kebanyakan upaya para intelektual itu adl kesesatan
Ruh-ruh kami terasa amat liar di dlm tubuh-tubuh kami
Dan hasil dari kehidupan dunia kami adl gangguan dan siksaan
Tidaklah didapat dari penelitian yg kami lakukan sepanjang masa
melainkan kumpulan pernyataan-pernyataan
Aku telah memerhatikan dgn saksama berbagai seluk-beluk ilmu kalam dan metodologi filsafat. mk kulihat semua itu tidaklah dapat menyembuhkan orang yg sakit serta tdk pula memuaskan orang yg dahaga. Dan metode yg paling tepat adl metode Al-Qur`an.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Engkau akan mendapati kebanyakan para pakar di bidang ilmu kalam filsafat dan bahkan tasawuf yg tdk mengindahkan apa yg dibawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adl orang2 yg bingung. Sebagaimana yg dikatakan Asy-Syahrastani rahimahullah:
‘Sungguh aku telah keliling ke ma’had- ma’had tersebut
dan seluruh pandanganku tertuju kepada mercusuar-mercusuarnya
Namun tdk kulihat pada kecuali orang yg bingung sambil bertopang dagu
dan orang yg menyesal sambil menggemertakkan giginya’.”

Kontroversi Seputar Dajjal
Secara garis besar ada tiga pendapat dlm permasalahan ini:
Pertama: Dajjal dgn gambaran di atas tdk ada sama sekali. Ini merupakan pendapat kelompok Khawarij Jahmiyyah dan sebagian Mu’tazilah.
Dalilnya:
1. Masalah Dajjal tdk disebutkan dlm Al-Qur`an. Kalaulah Dajjal tersebut benar ada niscaya akan disebutkan dlm Al-Qur`an.
2. Hadits-hadits seputar Dajjal bertentangan dgn akal. Mana mungkin ada manusia mempunyai kemampuan seperti itu?! Lebih-lebih lagi hari pertama kedua dan ketiga tdk 24 jam. Belum pernah ada kejadian seperti itu sepanjang sejarah umat manusia.
3. Ketetapan ada Dajjal akan mengundang orang utk mengaku-ngaku sebagai Dajjal. Tentu yg demikian ini termasuk membuka pintu kejelekan bagi umat.
Kedua: Dajjal dgn gambaran di atas benar adanya. Ha saja semua yg dipertontonkan Dajjal di hadapan umat manusia tdk ada hakikat layak sulap. Ini merupakan pendapat Ibnu Hazm Ath-Thahawi Abu ‘Ali Al-Jubba’i dan sebagian Jahmiyyah.
Dalilnya: Jika semua yg ditampilkan Dajjal itu ada hakikat niscaya akan menjadi rancu antara pendusta dan yg jujur. Demikian pula antara seorang nabi dgn yg mengaku nabi.
Ketiga: Dajjal dgn gambaran di atas benar ada dan segala apa yg ditampilkan di hadapan umat manusia adl nyata bukan khayal ataupun sulap. Ini merupakan pendapat Ahlus Sunnah wal Jamaah seluruh ahli hadits dan ahli fiqh.
Dalilnya:
1. Al-Qur`anul karim yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا
“Pada hari datang sebagian tanda-tanda Rabbmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya.” 10
2. Hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg amat banyak jumlah hingga mencapai derajat mutawatir.
 Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata Dajjal}: “Dengan pendapat tersebut akhir mereka keluar dari apa yg dinyatakan para ulama. Hal itu disebabkan penolakan mereka terhadap hadits-hadits shahih yg dinukil secara mutawatir dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
 Asy-Syaikh Hamud bin Abdillah At-Tuwaijiri rahimahullah berkata: “Telah mutawatir hadits-hadits seputar Dajjal dari jalan yg berbeda-beda sebagaimana yg telah saya sebutkan dlm kitab Ithaful Jama’ah. Jika saja tdk ada hadits-hadits tersebut kecuali hadits yg memerintahkan utk berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari fitnah Dajjal pada tiap shalat yg demikian itu sudah cukup sebagai bukti akan ada Dajjal dan bantahan bagi yg mengingkarinya.”
3. Keberadaan Dajjal merupakan hal yg disepakati Ahlus Sunnah wal Jamaah dari kalangan ahli hadits dan ahli fiqih. Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Pasal: Iman akan ada Dajjal dan kemunculan adl benar. Ini merupakan pendapat Ahlus Sunnah wal Jamaah seluruh ahli hadits dan ahli fiqih.”

Diskusi Pendapat
1. Pendapat pertama
 Pendapat ini bersumber dari Khawarij Jahmiyyah dan sebagian Mu’tazilah yg notabene ahlul bid’ah wal furqah. Sementara tiap muslim diperintah utk mengikuti jejak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat serta menjauhi bid’ah dan para pengusungnya.
 Pernyataan mereka bahwa masalah Dajjal tdk disebutkan dlm Al-Qur`an tdk bisa dibenarkan sebagaimana keterangan Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berikut ini:
a} Bahwasa Dajjal masuk dlm firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا
“Pada hari datang sebagian tanda-tanda Rabb-mu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya.”
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi rahimahullah dan dishahihkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu secara marfu’ :
ثَلَاثَةٌ إِذَا خَرَجْنَ لَمْ يَنْفَعْ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ: الدَّجَّالُ وَالدَّابَّةُ وَطُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا
“Tiga hal apabila telah muncul mk tiada bermanfaat lagi sebuah keimanan bagi seorang jiwa yg belum beriman : Dajjal daabbah dan terbit matahari dari arah barat.”
b} Telah ada sinyal dlm Al-Qur`an tentang turun Nabi ‘Isa ‘alaihissalam sebagaimana dlm firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala:
وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًا
“Tiada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepada sebelum kematian . Dan di hari Kiamat nanti ‘Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.”
وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلاَ تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُوْنِ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيْمٌ
“Dan sesungguh ‘Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang hari kiamat itu dan ikutilah Aku inilah jalan yg lurus.”
Sebagaimana pula telah sah bahwa Nabi ‘Isa ‘alaihissalam lah yg membunuh Dajjal sehingga cukuplah disebutkan salah satu utk menunjukkan keberadaan yg lain . Demikian pula krn kedua dijuluki Al-Masih hanya saja Dajjal Al-Masih yg sesat sedangkan Nabi ‘Isa Al-Masih yg membawa petunjuk.
c} Disebutkan dlm Tafsir Al-Baghawi bahwa penyebutan Dajjal ada dlm Al-Qur`an sebagaimana dlm firman-Nya:
لَخَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ
“Sesungguh penciptaan langit dan bumi lbh besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tdk mengetahui.”
Yang dimaksud manusia di sini adl Dajjal disebutkan secara umum sedangkan yg dituju adl khusus . Bila hal ini benar mk ia merupakan jawaban yg paling tepat dlm permasalahan ini dan sebagai penyebutan global bagi apa yg dirinci Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Wal ‘ilmu ‘indallahi ta’ala.”
 Pernyataan mereka bahwa hadits-hadits seputar Dajjal bertentangan dgn akal mk akal siapakah yg dijadikan pijakan?! Padahal akal manusia itu berbeda-beda baik latar belakang maupun kemampuan nalarnya. Lebih dari itu akal manusia amat terbatas kemampuan sehingga ia tdk bisa dijadikan tolok ukur utk menetapkan atau menolak suatu berita yg sah dlm agama ini.
Al-Imam Asy-Syathibi rahimahullah berkata: “Sesungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan batasan kemampuan akal yg tdk bisa dilampaui dan Allah Subhanahu wa Ta’ala tdk memberikan kemampuan bagi akal utk mengetahui segala sesuatu yg diinginkan.”
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata: “Berbagai macam berita yg diriwayatkan secara shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mk benar keberadaan dan wajib dipercayai baik dapat dirasakan oleh panca indera kita maupun yg bersifat ghaib baik yg dapat dijangkau oleh akal kita maupun tidak.”
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata: “Hakikat iman adl keyakinan yg sempurna terhadap segala yg diberitakan para rasul yg mencakup ketundukan anggota tubuh kepadanya. Iman yg dimaksud di sini bukanlah yg berkaitan dgn perkara yg bisa dijangkau panca indera krn dlm perkara yg seperti ini tdk berbeda antara muslim dgn kafir. Akan tetapi permasalahan berkaitan dgn perkara ghaib yg tdk bisa kita lihat dan saksikan . Kita mengimani krn berita yg datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Inilah keimanan yg membedakan antara muslim dgn kafir yg mengandung kemurnian iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. mk seorang mukmin mengimani semua yg diberitakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya baik yg dapat disaksikan oleh panca indera maupun yg tidak. Baik yg dapat dijangkau oleh akal dan nalar maupun yg tdk dapat dijangkaunya. Hal ini berbeda dgn kaum zanadiqah serta para pengingkar perkara ghaib . Dikarenakan akal yg bodoh lagi dangkal serta jangkauan ilmu yg pendek akhir mereka dustakan segala apa yg tdk diketahuinya. mk rusaklah akal-akal mereka itu dan bersihlah akal-akal kaum mukminin yg selalu berpegang dgn petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Berikut Allah Maha Kuasa lagi Maha segala-gala utk memunculkan manusia yg mempunyai kemampuan semacam itu. Sebagaimana pula Dia Maha Mampu utk menjadikan hari-hari Dajjal seperti yg diberitakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
 Pernyataan mereka bahwa ketetapan ada Dajjal akan mengundang orang utk mengaku sebagai Dajjal sehingga ditiadakan saja mk tdk bisa dibenarkan krn berita yg sah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya tidaklah boleh ditolak dgn kemungkinan-kemungkinan semacam ini. Bahkan semua itu wajib diimani dan diterima dgn lapang dada walaupun ada orang yg terfitnah dgn apa yg dipropagandakannya.

2. Pendapat kedua
Pendapat kedua adl pendapat yg lemah berdasarkan uraian berikut ini:
 Semua yg diberitakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seputar Dajjal dan segala kemampuan bukanlah khayal ataupun sulap. Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Pernyataan mereka bahwa apa yg ditampilkan oleh Dajjal itu hanyalah sulap dan khayal merupakan pernyataan yg lemah dan tdk bisa diterima. Karena semua yg diberitakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seputar Dajjal dan segala kemampuan merupakan sesuatu yg nyata dan akal/nalar pun bisa menerimanya. Sehingga wajib difahami sesuai dgn hakikat/zhahir .”
 Pernyataan mereka: “Jika semua yg ditampilkan Dajjal di hadapan umat manusia itu ada hakikat niscaya akan menjadi rancu antara pendusta dan yg jujur dan tdk ada beda antara seorang nabi dgn yg mengaku nabi” tidaklah bisa dibenarkan.
Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullah berkata: “ yg demikian merupakan suatu kesalahan dari mereka. Karena Dajjal dgn segala kemampuan tidaklah mengaku sebagai nabi akan tetapi justru mengaku sebagai Allah Subhanahu wa Ta’ala yg berhak diibadahi. Padahal realita keadaan baik dari segi sepak terjang ada ciri makhluk pada diri kondisi yg cacat fisik tdk mampu mengubah mata yg buta sebelah menjadi normal dan tdk mampu pula menghilangkan tanda kafir yg ada pada dahi merupakan bukti kuat bahwa dia pendusta.”
Jawaban senada juga disampaikan Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah sebagaimana dlm kitab At-Tadzkirah .

3. Pendapat ketiga:
 Adapun pendapat ketiga mk dasar cukup kuat. Di samping dari Al-Qur`an sebagaimana yg diulas oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah di atas hadits-hadits mutawatir sebagaimana yg dinyatakan Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah dan Asy-Syaikh Hamud At-Tuwaijiri rahimahullah serta kesepakatan Ahlus Sunnah dari kalangan ahli hadits dan ahli fiqih sebagaimana yg dijelaskan Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah.

Pendapat Manakah yg Kuat ?
Maka pendapat yg kuat dlm permasalahan ini tentu pendapat ketiga yg menyatakan bahwa Dajjal benar ada dan segala apa yg ditampilkan di hadapan umat manusia adl nyata bukan khayal ataupun sulap. Dasar tarjih sebagai berikut:
1. Pendapat ini didasari dalil-dalil yg kuat baik dari Al-Qur`an hadits mutawatir dan juga kesepakatan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Sementara pendapat pertama dan kedua tdk demikian adanya.
2. Segala berita yg sah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam wajib diterima dan diyakini kebenarannya. Apalagi bila berita tersebut diriwayatkan secara mutawatir yg merupakan tingkatan tertinggi dari suatu hadits. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
“Apa yg diberitakan Rasul kepada kalian mk terimalah dia dan apa yg dilarang mk tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguh Allah sangat keras hukuman-Nya.”
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُوْلَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيْرًا
“Dan barangsiapa menentang Rasul setelah jelas bagi kebenaran dan mengikuti selain jalan orang2 mukmin Kami biarkan ia leluasa bergelimang dlm kesesatan dan Kami masukkan ia ke dlm Jahannam dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”
Hal itu krn segala apa yg datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adl wahyu yg turun dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى. إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى
“Dan tiadalah yg diucapkan itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yg diwahyukan .”
3. Tidak ada dalil dari Al-Qur`an hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ijma’ ataupun perkataan sahabat yg mengingkari ada Dajjal bahkan semua menunjukkan bahwa Dajjal itu ada.
4. Ingkar terhadap keberadaan Dajjal merupakan pendapat ahlul bid’ah wal furqah dari kalangan Khawarij Jahmiyyah dan sebagian Mu’tazilah. Dilihat dari narasumber saja sudah tdk layak apalagi nyata-nyata bertentangan dgn hadits mutawatir dan kesepakatan ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah dari kalangan ahli fiqih dan ahli hadits.
5. Keimanan akan ada Dajjal termasuk masalah aqidah sehingga disebutkan oleh para ulama dlm kitab-kitab aqidah mereka. Di antaranya:
 Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: “ beriman akan kemunculan Al-Masih Dajjal yg pada dahi tertulis huruf yg bermakna kafir beriman dgn hadits-hadits seputar Dajjal dan mengimani keberadaan serta beriman bahwa Nabi ‘Isa ‘alaihissalam akan turun dan membunuh Dajjal di Bab Ludd.”
 Al-Imam Al-Barbahari rahimahullah berkata: “Mengimani kemunculan Al-Masih Dajjal dan turun Nabi ‘Isa bin Maryam ‘alaihissalam lalu membunuh Dajjal.”
 Al-Imam Ath-Thahawi Al-Hanafi rahimahullah berkata: “Kami beriman akan ada tanda-tanda hari kiamat seperti muncul Dajjal dan turun Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dari langit.”
 Al-Imam Abu Muhammad ibnul Husain yg lbh dikenal dgn sebutan Ibnul Haddad Asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Bahwa tanda-tanda yg akan muncul menjelang hari kiamat seperti muncul Dajjal turun Nabi Isa ‘alaihissalam asap tebal daabbah terbit matahari dari arah barat dan lain sebagai dari tanda-tanda yg terdapat dlm hadits-hadits shahih adl benar.”
 Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi Al-Hanbali rahimahullah berkata: “Wajib utk beriman kepada semua yg diberitakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan apa yg dinukil secara shahih dari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam baik perkara tersebut dapat dilihat mata maupun yg bersifat ghaib. Kami meyakini bahwa semua itu benar dan dapat dipercaya .. di antara adl yg berkaitan dgn tanda-tanda hari kiamat seperti muncul Dajjal turun Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dan akhir membunuh Dajjal muncul Ya’juj dan Ma’juj terbit matahari dari arah barat keluar daabbah dan lain sebagai yg telah shahih penukilan .”
Akhir kata semoga sajian seputar Dajjal dan keberadaan ini dapat difahami sebaik-baik khusus poin diskusi pendapat dan tarjihnya. Dengan suatu harapan yg mulia agar kita semua berpegang teguh dgn Al-Qur`an dan Sunnah Rasul-Nya serta keterangan para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah dlm permasalahan ini sehingga mempunyai satu kesimpulan yg sama; bahwa keberadaan Dajjal benar ada dan segala apa yg ditampilkan di hadapan umat manusia adl nyata bukan khayal ataupun sulap.
Wallahu a’lam bish-shawab.

1 Sebagaimana riwayat Muslim dari hadits ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu no. 2946.
2 Sebagaimana riwayat Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu no. 2947.
3 Sebagaimana riwayat Muslim dari hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu no. 2933 dan Hudzaifah no. 2934.
4 Sebagaimana riwayat Muslim dari hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu no. 2137.
5 Sebagaimana riwayat Muslim dari hadits Tamim Ad-Dari radhiyallahu ‘anhu no. 2942.
6 Sebagaimana riwayat Muslim dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu no. 2938 Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu no. 2933 dan Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu no. 2934.
7 Sebagaimana riwayat Muslim dari hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu no. 2137.
8 Ini merupakan prinsip yg batil. Karena kalaulah akal itu lbh utama dari syariat niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan perintahkan kita utk merujuk ketika terjadi perselisihan. Namun kenyataan Allah Subhanahu wa Ta’ala justru memerintahkan kita utk merujuk kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah sebagaimana yg terdapat dlm Surat An-Nisa` ayat 59 di atas. Jika akal itu lbh utama dari syariat niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala tdk akan mengutus para rasul pada tiap-tiap umat dlm rangka membimbing mereka menuju jalan yg benar sebagaimana yg terdapat dlm surat An-Nahl ayat 36. Kalaulah akal itu lbh utama dari syariat lantas akal siapakah yg dijadikan sebagai tolok ukur?! Dan banyak hujjah-hujjah lain yg menunjukkan batil kaidah ini. Untuk lbh rinci lihat kitab Dar`u Ta’arudhil ‘Aqli wan Naqli karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dan kitab Ash-Shawa’iq Al-Mursalah ‘Alal Jahmiyyatil Mu’aththilah karya Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah.
9 Yakni tdk menemukan solusi dari masalah yg dibahasnya.
10 Lihat keterangan Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah tentang ayat ini pada sub judul Diskusi Pendapat .

Etimologi

Dajjal adalah kata Arab yang lazim digunakan untuk istilah "nabi palsu". Namun istilah Ad-Dajjal, merujuk pada sosok "Penyamar" atau "Pembohong" yang muncul menjelang kiamat. Istilahnya adalah Al-Masih Ad-Dajjal (Bahasa Arab untuk "Al Masih Palsu") adalah terjemahan dari istilah Syria Meshiha Deghala yang telah menjadi kosa kata umum dari Timur Tengah selama lebih dari 400 tahun sebelum Al-Quran diturunkan.

Istilah Meshiha Deghala berasal dari kata antichristos yang merupakan bahasa Yunani. Secara internasional, sosok ini dikenal dengan Dajjal, tanpa menambahkan tata bahasa Arab. Namun istilah Dajjal telah merujuk kepada apa yang dimaksud Ad-Dajjal dalam istilah bahasa Arab.

Biografi

Dajjal tidak disebut dalam Al-Quran, tetapi terdapat dalam hadis dan Sunah yang menguraikan sifat-sifat Dajjal. Berdasarkan kepercayaan yang telah umum dalam kalangan muslim, karakteristik ad-Dajjal adalah sebagai berikut:

  • Dajjal memiliki cacat fisik berupa mata kiri yang buta, dan mata kanan yang dapat melihat tetapi berwarna gelap (hitam). Dalam beberapa hadis menjelaskan ia hanya memiliki sebuah mata. Ia akan menunggangi keledai putih yang satu langkahnya sama dengan satu mil jaraknya. Keledai tersebut memakan api dan menghembus asap, dapat terbang di atas daratan dan menyeberangi lautan.
  • Dajjal seorang pemuda posturnya gemuk, kulitnya kemerah-merahan, berambut keriting, matanya sebelah kanan buta, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak’ (tak bersinar), serupa dengan Abdul Uzza bin Qathan (lelaki Quraisy dari Khuza’ah yang hidup di zaman Jahiliyah).[2]
  • Dia akan menipu para umat muslim dengan mengajari mereka tentang surga, tapi ajaran tersebut adalah sebaliknya (Neraka).
  • Huruf Arab Kaf Faa Raa (kafir, bermakna kufur) akan muncul pada dahinya dan akan mudah dilihat oleh muslim yang bisa membaca maupun yang buta huruf.
  • Dia dapat melihat dan mendengar di banyak tempat pada waktu bersamaan.
  • Dia mempunyai keahlian untuk menipu manusia.
  • Dia akan coba meletakkan manusia pada tingkatan Tuhan.
  • Dia akan menyatakan dirinya adalah Tuhan dan akan menipu manusia dalam berpikir. Ia mengatakan bahwa ia telah bangun dari kematian. Salah satu orang penting akan ia bunuh dan kemudian ia akan menghidupkannya. Sesudah itu Allah akan menghidupkan apa yang ia bunuh tersebut, setelah itu ia tidak memiliki kekuatan ini lagi. Berdasarkan sumber lain tentang akhirat yang ditulis Anwar al-Awlaki), seorang lelaki beriman akan datang dari Madinah terus ke Dajjal, berdiri pada atas Uhud, dan dengan beraninya mengatakan bahwa Dajjal adalah Dajjal. Kemudian ia akan bertanya, "Apakah kamu percaya bahwa aku adalah Tuhan jika aku membunuhmu dan kemudian menghidupkan kamu?" Lalu Dajjal membunuh lelaki beriman tersebut, setelah itu menghidupkannya kembali, namun lelaki itu akan berkata bahwa dia semakin tidak percaya bahwa Dajjal adalah Tuhan.
  • Siapa saja yang menolak dan tidak percaya dengannya, mereka akan menderita kemarau dan kelaparan. Siapa saja yang menerimanya akan hidup dalam kehidupan senang.
  • Sebagian besar ajaran Islam mempercayai bahwa ia muncul di Kota Isfahan
  • Dia tidak bisa memasuki Makkah atau Madinah karena dijaga para malaikat.
  • Imam Mahdi akan melawannya atas nama Islam.
  • Dia akan dibunuh oleh Nabi Isa dekat pintu gerbang Lud yang merupakan wilayah Israel saat ini.

Dajjal membawa air dan api

Bedasarkan sebuah hadis yang menceritakan tentang Dajjal. Hadis tersebut menceritakan suatu hari pada musim kemarau, Dajjal akan bertanya, "Apakah kamu menginginkan api atau air?" Jika menjawab air, itu bermakna api yang diberikannya, Jika jawabannya api, ia akan memberi air. Kamu akan diberikan air jika kamu mengakui Dajjal adalah Tuhan dan bila kamu murtad dari agama Allah. Apabila kamu lebih memilih api tetapi tetap berada di jalan Allah, maka kamu akan dibunuhnya.

Dajjal membawa api dan air; Muhammad bersabda: "Sesungguhnya Dajjal itu akan keluar dengan membawa air dan api, maka apa yang dilihat manusia sebagai air, sebenarnya itu adalah api yang membakar. Sedang apa yang dilihat oleh manusia sebagai api, maka itu sebenarnya adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang menjumpainya, hendaklah menjatuhkan dirinya ke dalam apa yang dilihatnya sebagai api, kerana ia sesungguhnya adalah air tawar yang nyaman." [3]

Dajjal membawa sesuatu yang menyerupai syurga dan neraka; Dari Abu Hurairah berkata bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: "Sukakah aku ceritakan kepadamu tentang Dajjal, yang belum diberitakan oleh Nabi kepada kaumnya. Sungguh Dajjal itu buta mata sebelahnya dan ia akan datang membawa sesuatu yang menyerupai syurga dan neraka, adapun yang dikatakan syurga, maka itu adalah neraka. Dan aku memperingatkan kalian sebagaimana Nabi Nuh a.s memperingatkan kepada kaumnya."

Dajjal membawa sungai air dan sungai api; Dari Abu Hudzaifah berkata bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya aku lebih tahu dari Dajjal itu sendiri tentang apa padanya. Dia mempunyai dua 2 sungai mengalir. Yang satu menurut pandangan mata adalah air yang putih bersih. Yang satu lagi menurut mata adalah api yang bergelojak. Sebab itu, kalau seorang mendapatinya hendaklah mendekati sungai yang kelihatan api. Hendaklah dipejamkan matanya, kemudian ditekurkan kepalanya, lalu diminumnya air sungai itu kerana itu adalah air sungai yang sejuk. Sesungguhnya Dajjal itu buta matanya sebelah ditutupi oleh daging yang tebal, tertulis antara dua 2 matanya (di keningnya) perkataan kafir yang dapat dibaca oleh setiap orang beriman pandai baca atau tidak.

Perlindungan dari Dajjal

Nabi Muhammad mengingatkan para pengikutnya untuk membaca dan menghapal sepuluh ayat pertama dari Surat Al-Kahfi sebagai perlindungan dari Dajjal, dan kalau bisa berlindung di kota Madinah dan Mekkah, karena Dajjal tidak akan pernah bisa masuk kota tersebut yang dijaga oleh para malaikat. Muhammad juga mengingatkan para pengikutnya untuk berdoa, "Ya Allah! Aku berlindung dengan-Mu dari bencana Dajjal." Dia juga menyatakan tidak ada musibah yang lebih hebat daripada bencana yang ditimbulkan Dajjal sejak penciptaan Nabi Adam hingga Hari Kebangkitan.

Tempat Muncul

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA



Dajjal akan keluar dari arah timur, dari Khurasan, dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan. Kemudian mengembara ke selurah penjuru bumi. Maka tidak ada satu pun negeri yang tidak dimasukinya kecuali Makkah dan Madinah, karena kedua kota suci ini selalu dijaga oleh malaikat.

Dalam hadits Fatimah binti Qais terdahulu disebutkan bahwa Nabi saw bersabda mengenai Dajjal,

"Artinya : Ketahuilah bahwa dia berada di laut Syam atau laut Yaman. Oh tidak, bahkan ia akan datang dari arah timur. Apa itu dari arah timur? Apa itu dari arah timur... Dan beliau berisyarat dengan tangannya menunjuk ke arah timur." [Shahih Muslim 18 : 83]

Diriwayatkan dari Abubakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada kami.

"Artinya : Dajjal akan keluar dari bumi ini di bagian timur yang bernama Khurasan. " [Jami' Tirmidzi dengan Syarahnya Tuhfatul Ahwadzi, Bab Maa Saa-a min Aina Yakhruju Ad-Dajjal 6: 495. Al-Albani berkata, "Shahih. " Vide: Shahih Al-Jami' Ash-Sha-ghir 3: 150, hadits nomor 3398]

Dari Anas Radhiyalahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Dajjal akan keluar dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan bersama tujuh puluh ribu orang Ashbahan. " [Al-Fathur Rabbani Tartib Musnad Ahmad 24: 73. Ibnu Hajar berkata, "Shahih. " Periksa: Fathul-Bari 13: 328). Ibnu Hajar berkata, "Adapun mengenai tempat dari mana ia keluar? Maka secara pasti ia akan keluar dari kawasan timur. " (Fathul-Bari 13: 91)]

Ibnu Katsir berkata, "Maka Dajjal akan mulai muncul dari Ashbahan, dari suatu kampung yang bernama Al- Yahudiyyah. " [An-Nihayah fil Fitan wal Ma-lahim 1: 128 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini]

DAJJAL TIDAK MEMASUKI KOTA MAKKAH DAN MADINAH
Dajjal diharamkan memasuki kota Makkah dan Madinah ketika ia muncul pada akhir zaman, berdasarkan hadits-hadits yang shahih. Adapun tempat-tempat selain Makkah dan Madinah akan dimasukinya satu demi satu.

Dalam hadits Fatimah binti Qais Radhiyallahu 'anha disebutkan bahwa Dajjal mengatakan, "Maka saya akan keluar dan mengembara di bumi, dan tiada satu pun tempat kecuali saya masuki selama empat puluh malam kecuali Makkah dan Thaibah (Madinah), karena kedua kota itu diharamkan bagi saya untuk memasukinya. Apabila saya hendak memasuki salah satu dari kedua kota tersebut. saya dihadapi oleh malaikat yang menghunus pedang untuk menghardik saya, dan pada tiap-tiap lorongnya ada malaikat yang menjaganya.” [Shahih muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyrotis Sa'ah, Bab Qishshotil Jasasah 18: 83]

Juga diriwayatkan bahwa Dajjal tidak akan memasuki empat buah masjid, yaitu masjidil Haram, Masjid Madinah. Masjid Thir, dan masjid Al-Aqsho. Imam Ahmad meriwayatkan dari Jinadah bin Abi Umayyah Al-Azdi, ia berkata. ''Saya pernah pergi bersama seorang lelaki Anshar kepada salah seorang sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu kami berkata. "Tolong ceritakan kepada kami apa yang pernah Anda dengar dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai Dajjal, lantas ia mengemukakan hadits itu seraya berkata, "Sesungguhnya ia akan berdiam di bumi selama empat puluh hari yang dalam waktu itu ia dapat mencapai semua tempat minum (sumber air), dan ia tidak mendekati empat buah masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjid Madinah, Masjid Thur. dan Masjidil Aqsho." [Al-Fathu Rabbani 24: 76 dengan tartib As-Sa'ati. Al-Haitsami berkata. "Diriwayatkan oleh Ahmad dan perawi-perawinya adalah perawi-perawi shahih." Majma'uz Zawaid 7: 343. Ibnu Hajar berkata, "Perawi-perawinya kepercayaan." Fathul Bari 13: 105]

Adapun yang tersebut dalam riwayat Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahihnya (Shahih Bukhari, Kitab Ahaditsul Anbiya', Bab Qaulillah "wadzkur Fil Kitabi Maryam" 6: 477; dan Shahih Muslim, Kitabul Iman, Bab Dzikril Masih Ibni Maryam 'alaihissalam wal- Masihid Dajjal 2: 233-235) yang menyebutkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat seorang berambut kribo dan buta matanya sebelah kanan sedang meletakkan thawaf di Baitullah, lantas ditanya, kemudian orang-orang menjawab bahwa dia adalah Al-Masih Ad-Dajjal, maka riwayat ini tidak bertentangan dengan terhalangnya Dajjal memasuki kota Makkah dan Madinah, karena terhalangnya Dajjal memasuki kota Makkah dan Madinah adalah besok pada pemunculannya pada akhir zaman. Wallahu a'lam. [Periksa: Syarah Nawawi terhadap Shahih Muslim 2: 234 dan Fathul-Bari 6: 488-489]

PENGIKUT-PENGIKUT DAJJAL
Kebanyakan pengikut Dajjal adalah orang-orang Yahudi, orang Ajam, orang Turki, dan banyak lagi manusia dari berbagai bangsa dan golongan yang kebanyakan dari orang-orang Arab dusun dan kaum wanita.

Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya: Dajjal akan diikuti oleh orang-orang Yahudi Ashfahan sebanyak tujuh puluh ribu orang yang mengenakan jubah tiada berjahit. " [Shahih Muslim. Kitabul Fitan wa Asyrotis Sa'ah, Bab Fi Baqiyyah Min Ahaadiitsid Dajjal 18: 85-86)]

Dan dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan:

"Tujuh puluh ribu orang yang mengenakan topi. " [Al-Fathur Rabbani Tartib Musnad Ahmad 24: 73. Hadits in: shahih. Periksa: Fathul-Bari 13: 328]

Dan di dalam riwayat Abubakar disebutkan.

“Dia diikuti oleh kaum yang mukanya gelap.” [Riwayat Tirmidzi]

Ibnu Katsir berkata. "Menurut lahirnya -wallahu a 'lam- yang di maksud dengan Tark itu adalah pembantu-pembantu Dajjal." [An-Nihayah Fil Fitan wal Malahim 1: 117]

Demikian pula yang dimaksud dalam hadits Abi Hurairah.
"Tidaklah datang kiamat sehingga kamu memerangi bangsa Khauz dan Kirman dari orang-orang Ajam yang wajahnya merah, hidungnya pipih (pesek). matanya sipit, wajahnya seperti tembaga, dan sepatunya beludru." [Shahih Bukhari, Kitab Al-Manaqib, Bab 'Alamatin Nubuwwab Fil Islam 6: 604]

Adapun pengikut Dajjal kebanyakan dari orang-orang Arab kampung disebabkan pada waktu itu mereka dilanda kebodohan. Di dalam hadits Abi Umamah yang panjang antara lain disebutkan:

Dan di antara fitnahnya –yakni fitnah Dajjal- ialah ia akan berkata kepada orang-orang Arab kampung, "Bagaimana pendapatmu jika aku membangkitkan ayahmu dan ibumu, apakah kamu mau bersaksi bahwa aku adalah tuhanmu ?" Dia menjawab, "Ya." Kemudian ada dua syetan yang menyerupakan diri dengan ayahnya dan ibunya, lantas keduanya berkata, "Wahai anakku, ikutilah dia, sesungguhnya dia adalah tuhanmu." [Sunan Ibnu Majah, Kitabul Fitan 2:1359-1363. Hadits ini shahih. Periksa: Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir 6: 273- 277, hadits no. 7752]

Sedangkan kaum wanita yang banyak mengikutinya disebabkan lebih mudah terpengaruh dari pada orang-orang Arab kampung, di samping kebodohan mereka. Di dalam hadits Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Dajjal akan turun di lembah air Murqonah' ini, maka orang yang datang kepadanya kebanyakan kaum wanita, sehingga seseorang akan pergi menemui sahabat karibnya, ibunya, anak perempuanya, saudara perempuannya, dan kepada bibinya untuk meneguhkan hatinya karena kuatir mereka akan pergi menemui Dajjal." [Musnad Ahmad 7: 190 dengan tahqiq Ahmad Syakir, dan beliau berkata, "Isnadnya shahih."]

Cara Menghindari Dajjal

Nabi saw telah mengarahkan umatnya untuk berlindung dari fitnah al Masih ad Dajjal. Beliau telah meninggalkan umatnya diatas jalan yang lurus dan terang, malamnya bagai siangnya dan tidaklah seorang yang menyimpang darinya kecuali dia akan celaka.

Dia tidaklah meninggalkan suatu kebaikan kecuali menunjuki umatnya untuk melakukannya dan tidaklah terdapat suatu keburukan kecuali dia telah mengingatkan umatnya agar waspada terhadapnya.

Diantara yang perlu diwaspadai adalah fitnah al Masih ad Dajjal karena ia adalah fitnah terbesar yang dihadapi umat ini hingga hari kiamat. Setiap Nabi telah mengingatkan umatnya terhadap si Cacat matanya, Dajjal, khusus bagi Nabi Muhammad saw ditambah lagi pengingatan dan warning ini.

Allah swt telah menjelaskan kepadanya saw tentang berbagai sifat-sifat dajjal ini agar beliau saw mengingatkan umatnya untuk waspada terhadapnya karena Dajjal itu akan keluar pada masa umat ini dan tidak ada keraguan tentangnya karena umatnya adalah umat terakhir dan Muhammad saw adalah penutup para Nabi.

Inilah beberapa arahan Nabi saw kepada umatnya agar selamat dari fitnah besar dan kita memohon kepada Allah Yang Maha Besar agar menyelamatkan dan melindungi kita darinya :

1. Berpegang teguh dengan Islam

2. Mempersenjatai diri dengan keimanan

3. Mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allah yang baik yang tak satu makhluk pun menyertai-Nya didalamnya. Dajjal adalah seorang manusia yang makan dan minum sedangkan Allah Maha Suci dari hal itu. Dajjal adalah yang cacat matanya sedangkan Allah tidaklah cacat pada mata-Nya dan tak seorang pun pernah melihat Tuhannya hingga meninggalnya sedangkan Dajjal bisa dilihat oleh manusia saat keluarnya baik oleh orang-orang beriman maupun orang-orang kafir.

4. Berlindung dari fitnah Dajjal khususnya didalam shalat, sebagaimana terdapat didalam berbagai hadits shahih, diantaranya dari Ibu orang-orang beriman, Aisyah, istri Nabi saw bahwa Rasulullah saw berdoa didalam shalatnya :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ "

“Wahai Allah aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah al Masih ad Dajjal dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan fitnah saat kematian, dan aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang.” (HR. Bukhori)

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairoh berkata,”Rasulullah saw bersabda,”Apabila salah seorang dari kalian bertasyahud maka berlindunglah kepada Allah dari empat hal.” Dia berkata :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

5. Menghafalkan ayat-ayat didalam surat al Kahfi. Nabi saw telah memerintahkan untuk membaca ayat-ayat awal-awal dari surat al Kahfi untuk berlindung dari Dajjal. Didalam beberapa riwayat disebutkan “ayat-ayat akhirnya” yaitu membaca sepuluh ayat-ayat awal dari surat al Kahfi dan ayat-ayat akhirnya. Diantara hadits-haditsnya adalah yang diriwayatkan oleh Muslim dari hadits an Nawas bin Sam’an ath Thawil, didalamnya disebutkan sabdanya,”Barangsiapa yang mendapatinya (Dajjal) maka bacalah ayat-ayat awal dari surat al Kahfi.”

Diriwayatkan oleh Muslim (1342) dari Abu Darda bahwa Nabi saw bersabda,”Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal-awal surat al Kahfi maka dia dilindungi dari Dajjal.” Yaitu dari fitnahnya. Muslim berkata,”Syu’bah berkata, ayat-ayat akhir dari al Kahfi.” Sedangkan Hammam berkata,” ayat-ayat awal dari al Kahfi.”

Nawawi berkata,”Sebab dari hal itu adalah karena pada awalnya terdapat berbagai keajaiban dan tanda-tanda besar dan barangsiapa yang mentadabburinya maka dirinya tidak akan terkena fitnah Dajjal, demikian pula di ayat-ayat akhirnya yaitu dari ayat :

أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا ..

(Syarh Shahih Muslim 6 / 93)

Inilah diantara kekhasan surat al Kahfi, terdapat pula beberapa hadits yang menganjurkan untuk membacanya khususnya pada hari jum’at, diriwayatkan oleh al Hakim dari Abu Sa’id al Khudriy bahwa Nabi saw bersabda,”Sesungguhnya siapa yang membaca surat al Kahfi pada hari jum’at maka dirinya akan diterangi oleh cahaya diantara dua jum’at.” (al Mustadrak 2/368) yang dishahihkan oleh al Albani (Shahih al Jami’ ash Shaghir / hadits no 6346)

Tidak disangsikan lagi bahwa didalam surat al Kahfi terdapat berbagai perkara besar, tanda-tanda yang luar biasa seperti kisah al Kahfi, kisah Musa dengan Khaidir, Kisah Dzulqarnain dan pembangunan penghalang yang besar dari Ya’juj dan Ma’juj, pengukuhan hari berbangkit, hari dikumpulkan, peniupan sangkakala, penjelasan tentang orang-orang yang merugi amalnya dan orang-orang yang menganggap bahwa mereka berada diatas petunjuk padahal mereka berada diatas kesesatan dan kebutaan.

Seyogyanya setiap muslim antusias untuk membaca surat ini, menghafalkannya dan mengulang-ulangnya khususnya pada hari terbaik di saat terbit matahari yaitu hari jum’at.

6. Lari dan menjauh dari Dajjal dan berdiam di tempat yang paling afdhal yaitu Mekah dan Madinah serta tempat-tempat yang tidak dimasuki oleh Dajjal. Apabila Dajjal telah keluar maka seyogyanya seorang muslim menjauhinya dikarenakan berbagai syubhat dan berbagai hal yang luar biasa yang telah dijadikan Allah berada ditangannya sebagai fitnah bagi umat manusia sehingga seorang mendatanginya lalu mengimani dan meneguhkan hal itu didalam dirinya sehingga orang itu menjadi pengikutnya.

Kita memohon kepada Allah swt agar melindungi kita dan seluruh kaum muslimin dari fitnahnya. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (19118) Abu Daud (3762) al Hakim (4/531) dari ‘Imron bin Hushain dari Nabi saw bersabda,”Barangsiapa yang mendengar Dajjal maka menjauhlah darinya. Sesungguhnya seseorang akan mendatanginya dan menyangka bahwa berbagai syubhat yang dimunculkannya itu adalah benar (darinya).” – (Fatawa al Islam Sual wa Jawab juz I hal 7555)


0 komentar:

Posting Komentar