Tim Arkeolog dari Kementrian Budaya dan Pariwisata Dirjen Sejarah dan Purbakala Direktorat Peninggalan Bawah Air meneliti keramik Cina yang ditemukan di perairan Subang beberapa waktu lalu. Ribuan benda cagar budaya yang diduga peninggalan Dinasti Ming te
CIREBON - Tim penanganan indikasi ilegal Barang Berharga Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) dari Kementrian Budaya dan Pariwisata, turun ke Cirebon untuk melakukan penelitian dan investigasi terhadap penemuan ribuan keramik Cina hasil penyitaan dari kegiatan pencarian ilegal di perairan Blanakan, Kabupaten Subang beberapa waktu lalu.
Ketua tim penanganan , Rini Supriyatun yang juga arkeolog dari Dirjen Sejarah dan Purbakala, Direktorat Peninggalan Bawah Air mengatakan, pihaknya belum memastikan nilai dan usia barang-barang antik tersebut karena proses penelitian masih dilakukan.
"Yang jelas sesuai UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya penemuan ini sudah masuk kategori benda purbakala atau benda cagar budaya (BCG)," ujar Rini Supriyatun, Selasa (30/3/2010).
Dikatakan, pihaknya baru melakukan klasifikasi berdasarkan jenis dan bentuk keramik. Hingga sore tadi, pihaknya baru menemukan sepuluh jenis keramik yang berbeda dari enam dus harta karun sitaan yang baru selesai diklasifikasi. Dari bentuk dan motifnya, lanjut Rini, keramik Cina yang ditemukan di perairan Blanakan Subang ini mempunyai keunikan. "Sepengetahuan saya jenis keramik ini baru pertama kali saya teliti," kata Rini.
Namun, dari sisi usia, Rini memperkirakan benda-benda kono ini tidak lebih tua dari penemuan serupa di perairan Karangsong, Indramayu Pada tahun 2004 yang dipastikan merupakan peninggalan Dinasti Ming sekitar abad ke-10.
Periran Cirebon sudah sejak lama dikenal sebagai tempat perburuan liar harta karun atau Benda Berharga Muatan Asal Kapal Tenggelam (BMKT). Perburuan tidak hanya dilakukan oleh penyelam tradisional dan nelayan lokal dengan peralatan yang sederhana, tetapi diduga melibatkan sindikat internasional.
"Perairan Cirebon menjadi lahan perburuan bagi pencari harta karun dari seluruh dunia," Kata Komandan Lanal Cirebon, Letkol (P) Deny Septiana kepada wartawan.
Dikatakan Deny, dari sekira 640 lokasi benda berharga BMKT, 120 titik di antaranya terletak di wilayah perairan Cirebon. Dengan potensi yang ada, tidak heran sudah banyak pemburu liar melakukan pengambilan benda-benda antik dari dasar laut. Penggalian juga dilakukan oleh pihak swasta yang sudah mendapatkan izin dari pemerintah untuk melakukan pengangkatan harta karun tersebut.
Kasi Perizinan Direktorat Peninggalan Bawah Air, Dirjen Sejarah dan Purbakala, Kementrian Budaya dan Pariwisata, Pahang membenarkan banyaknya upaya-upaya pencarian baik yang dilakukan secara legal maupun ilegal untuk mengangkat harta karun yang tersimpan di dasar perairan Cirebon.
Pahang mencontohkan kasus pencarian ilegal seperti ditemukan dua kapal layar motor (KLM) Alini Jaya dan KLM Asli tanpa awak yang membawa ribuan harta karun yang jumlahnya mencapai ribuan di perairan sekitar Ciasem, Blanakan, Subang, Jabar oleh Ditpolair Jabar.
Menurut Pahang, untuk pencarian harta karun di seluruh perairan Indonesia, pihaknya memberikan ijin kepada pihak swasta. Izin diberikan untuk eksplorasi dan pengangkatan harta dari dasar laut. "Tahun ini kami memberikan izin kepada 7 perusahaan untuk melakukan eksplorasi di wilayah perairan Indonesia, tiga di antaranya di perairan Cirebon," ujar Pahang.
Hasil pencarian harta bawah laut tersebut, kata Pahang selanjutnya akan dilelang. "Lelang pertama baru akan dilakukan awal Bulan Juni, ini, yakni lelang atas harta karun yang ditemukan PT Paradigma Putera Sejahtera (PPS) di perairan Karangsong, Indramayu pada tahun 2004 lalu," kata Pahang.
Menurutnya, pada Mei 2004 nelayan Indramayu menemukan keramik Tiongkok, berupa guci, untaian emas, perak, batu akik, yang jenisnya mencapai ratusan yang menurut hasil penelitian merupakan peninggalan Dinasti Ming atau dinasti kelima Cina, abad ke-10. "Penemuan oleh nelayan tersebut berada di wilayah eksplorasi PT PPS," kata Pahang.
Sementara itu, tambah Pahang, penemuan harta karun berupa ribuan keramik jenis mangkok dan piring di perairan Blanakan Subang merupakan kegiatan ilegal karena yang mempunyai izin ekspolasi di wilayah itu adalah PT Komexindo.
Pihak perusahaan kemudian melaporkan pengangkatan harta karun ilegal tersebut ke pos AL Blanakan. Petugas kemudian mengamankan ribuan keramik sudah dikemas dalam kardus. Selain mengamankan keramik, petugas juga mengamankan perlengkapan yang digunakan untuk mengangkat harta karun tersebut, seperti kompresor dan selang. Peralatan yang digunakan masih tradisional.
"Dari peralatan yang digunakan tersebut dipastikan benda-benda antik tersebut diambil dari perairan dangkal, kurang dari 100 meter di bawah permukaan laut," kata Danlana Cirebon, Letkol (P) Deny Septiana.
(Ibnu/Koran SI/fit)
ADA LAGI....
Penemuan Artefak Terbesar dan Langka dari Abad X: The Five Dynasties
Pada tanggal 5 Mei 2010 Pemerintah Indonesia melalui Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga asal Muatan Kapal yang Tenggelam (PANNAS BMKT), akan melaksanakan pelelangan salah satu penemuan terbesar artefak bawah laut atau BMKT yang diangkat dari perairan Laut Jawa, utara Cirebon, Indonesia (BMKT Cirebon).
Dari kapal karam tersebut didapatkan ribuan artefak yang sangat langka dan sangat berharga, merepresentasikan keramik kualitas terbaik dari Cina abad ke X (Yue Mise Wares), aneka glass dan Rock Crystal dari Timur Tengah dan koleksi berharga lainnya seperti kepingan atau perhiasan emas, perak batu-batu mulia.
Secara keseluruhan BMKT Cirebon meliputi sekitar 271 ribu keping, menjadikannya sebagai salah satu penemuan artefak terbesar. Faktor-faktor utama membuat penemuan kapal karam dan muatannya dari abad ke X ini sangat berharga di antaranya:
- Penemuan koleksi artefak berkualitas tinggi dari era China’s Five Dynasties yang belum pernah ditemukan sebelumnya;
- Penemuan jenis-jenis artefak Glass yang berasal dari SASANIAN Empires & Rock Crystal berkualitas tinggi dari Fatimid Dynasty, yang keseluruhannya berrasal dari Afrika dan Timur Tengah;
- Nilai historis dan arkeologis. Hasil observasi dan penelitian menunjukkan bahwa penemuan tersebut memiliki nilai historis dan budaya yang sangat penting, mengungkapkan bukti-bukti arkeologis rangkaian distribusi atau jalur perdagangan serta kunjungan kenegaraan dari suatu negara sahabat ke kerajaan di Indonesia pada masa itu.
Atas dasar pertimbangan eratnya hubungan koleksi artefak dengan sejarah san budaya pada masa itu, maka diputuskan pelelangan BMKT Cirebon dilakukan dalam satu paket (satu lot). Data dan informasi secara detail dari artefak dan aspek historis BMKT Cirebon tersebut dijelaskan dalam katalog-katalog yang tersedia.
Pengangkatan BMKT Cirebon dilaksanakan oleh PT Paradigma Putra Sejahtera (PPS) bekerjasama dengan COSMIX Underwater Research Ltd (Cosmix), dari Perairan Laut Jawa sekitar 70 mil sebelah utara Cirebon pada koordinat 05LS dan 108 BT pada tahun 2004 – 2005, berdasarkan izin Pemerintah Republik Indonesia.
Proses pengangkatan BMKT tersebut telah menggunakan metode arkeologis yang memenuhi standar internasional, dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman baik asing maupun lokal dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Terhadap hasil pengangkatan tersebut juga telah dilakukan pendataan, identifikasi dan konservasi (desalinasi). Pengendalian dan pengawasan kegiatan survei, pengangkatan dan perawatan dilakukan oleh PANNAS BMKT selaku penyelenggara pengelolaan BMKT.
Dari kegiatan pengangkatan tersebut berhasil digali data dan informasi arkeologis dari kapal dan muatannya. Berdasarkan observasi dan penelitian oleh para ahli, PANNAS BMKT telah menerbitkan buku dengan judul “Kapal Karam Abad ke-10”. Diharapkan penemuan tersebut akan mendorong penelitian-penelitian lebih lanjut. Di samping itu telah dilakukan pemilihan jenis-jenis BMKT tertentu yang dianggap penting bagi sejarah, kebudayaan dan ilmu pengetahuan bangsa Indonesia dan ditetapkan sebagai milik negara.
Pelelangan BMKT Cirebon akan dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 5 Mei 2010 melalui Kantor Piutang Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jakarta III. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui website dan Sekretariat PANNAS BMKT.
Masih Ada...
PEMERINTAH INDONESIA MELELANG BMKT CIREBON
Jakarta, 5/4/2010 (Kominfo-Newsroom) - Pemerintah Indonesia melalui Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga asal Muatan Kapal yang Tenggelam (PANNAS BMKT), akan melelang salah satu penemuan terbesar artefak bawah laut atau BMKT yang diangkat dari perairan Laut Jawa, utara Cirebon, Indonesia.
Dari kapal karam tersebut didapatkan ribuan artefak yang sangat langka dan sangat berharga, merepresentasikan keramik kualitas terbaik dari Cina abad ke X (Yue Mise Wares), aneka glass dan rock crystal Timur Tengah dan koleksi berharga lainnya seperti kepingan atau perhiasan emas, perak batu-batu mulia, kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad pada jumpa pers di Jakarta, Senin (5/4).
Fadel menambahkan,, secara keseluruhan BMKT Cirebon meliputi sekitar 271.000 keping, menjadikannya sebagai salah satu penemuan artefak terbesar. Faktor-faktor utama membuat penemuan kapal karam dan muatannya dari abad ke X ini sangat berharga.
Diantara penemuan itu adalah koleksi artefak berkualitas tinggi dari era China’s Five Dynasties yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Penemuan jenis-jenis artefak Glass yang berasal dari Sasanian Empires & Rock Crystal berkualitas tinggi dari Fatimid Dynasty, yang keseluruhannya berasal dari Afrika dan Timur Tengah.
Nilai historis dan arkeologis. Hasil observasi dan penelitian menunjukkan bahwa penemuan tersebut memiliki nilai historis dan budaya yang sangat penting, mengungkapkan bukti-bukti arkeologis rangkaian distribusi atau jalur perdagangan serta kunjungan kenegaraan dari suatu negara sahabat ke kerajaan di Indonesia pada masa itu.
Menurutnya, harga barang berharga tersebut ditaksir mencapai US$100 juta dan diperkirakan dapat menambah jumlah devisa negara terutama untuk Anggaran Pendapatan Belanja Nasional Tahun 2010.
Pengangkatan BMKT Cirebon dilaksanakan oleh PT Paradigma Putra Sejahtera (PPS) bekerjasama dengan COSMIX Underwater Research Ltd (Cosmix), dari Perairan Laut Jawa sekitar 70 mil sebelah utara Cirebon pada koordinat 05 LS dan 108 BT pada tahun 2004 – 2005, berdasarkan izin Pemerintah Republik Indonesia.
Dari kegiatan pengangkatan itu berhasil digali data dan informasi arkeologis dari kapal dan muatannya. Berdasarkan observasi dan penelitian para ahli, PANNAS BMKT telah menerbitkan buku dengan judul “Kapal Karam Abad ke-10”.
Diharapkan penemuan tersebut akan mendorong penelitian-penelitian lebih lanjut. Di samping itu telah dilakukan pemilihan jenis-jenis BMKT tertentu yang dianggap penting bagi sejarah, kebudayaan dan ilmu pengetahuan bangsa Indonesia dan ditetapkan sebagai milik negara, ujarnya.
Pelelangan BMKT Cirebon akan dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 5 Mei 2010 melalui Kantor Piutang Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jakarta III. (T.Bhr/id)
Ada lagi lho....
"Dua minggu ini seluruh masyarakat heboh dan banyak yang peduli tentang kebuadayaan Indonesia dan takut kalau kebudayaan itu dijual," kata Jero Wacik Menteri Kebudayaan dan Pariwisata ketika memberikan sambutan pelelangan di gedung ballroom Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan pada Rabu (5/5).
Untuk pertama kalinya, pemerintah menyelenggarakan lelang artefak yang bernilai jutaan dolar dengan sistem lot dan ternyata tidak ada pesertanya. Waktu yang tidak memadai untuk sosialisi dituding sebagai salah satu penyebabnya.
Harta karun tersebut merupakan peninggalan bersejarah tetapi bukan sejarah Indonesia melainkan China karena isinya adalah barang-barang porselen dengan corak dan peninggalan dinasti China.
"Indonesia seharusnya tidak perlu kecewa karena harta tersebut bukan termasuk budaya Indonesia tapi Budaya China," kata Jero Wacik.
Pelelangan hanyalah bagian akhir dari pengangkatan harta kapal karam itu. Sebelumnya, harta karun itu diangkat dengan taruhan nyawa dan masih dalam keadaan bercampur lumpur sebelum dibersihkan sedemikian rupa menjadi indah di atas rak pajangan.
Ekskavasi dan Snorkel
Ekskavasi Bawah Air adalah salah satu cara menemukan data arkeologi dengan keterampilan selam meliputi penggalian, pengangkatan dan penanganan temuan sampai pemindahan ke tempat penanganan.
Proses pengangkatan harta karun itu di bawah pengawasan ketat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata diwakili Direktorat Peninggalan Bawah Air, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan TNI AL. Mereka semua di bawah naungan panitia nasional BMKT.
Pengawas Direktorat Peninggalan Bawah Air mengawasi teknik dan metode kerja pengangkatan, mendata benda temuan hasil pengangkatan.
Pengawas TNI AL mengamankan lokasi kerja dan memeriksa setiap orang yang menaiki dan meninggalkan kapal sedangkan pengawas Kementerian Kelautan dan Perikanan bertugas memeriksa kelengkapan izin tenaga kerja asing dan sarana kapal yang digunakan dan masing-masing dari pengawas membuat laporan dan berita acara pengangkatan.
"Petugas selalu stand by berada di atas kapal mengawasi para penyelam setiap hari, mereka bergantian sekitar dua minggu sekali sekalian membawa suplai makanan ke atas kapal," kata Gatot Ghautama, Kepala Subdit Perlindungan Bawah Air dan ikut melakukan pengawasan The Cirebon Wreck di atas kapal.
Kru pengangkatan ada 30 orang terdiri dari nahkoda, penyelam, petugas pembersih keramik dan koki.Pengangkatan bisa memakan waktu berbulan-bulan dan dilakukan hanya di siang hari agar terbantu cahaya matahari.
"Ada pembagian kerjanya, ada yang di atas kapal seperti koki dan di bawah para penyelam dan mereka melakukannya siang hari bukan malam hari," katanya.
Standar peralatan yaitu kapal bermotor yang memiliki tempat untuk meletakkan peralatan selam atau mesin peralatan lainnya dan crane (Katrol), alat untuk mengangkat barang-barang dari dasar laut.
Peralatan selam terdiri dari masker selam untuk melindungi mata dari pasir atau benda-benda kecil juga agar tidak iritasi sewaktu menyelam, snorkel (pipa pendek untuk bernafas penyelam), dan jaket pelampung sebagai alat menetralkan berat peselam ketika berada di dalam air.
Terdapat pula tabung udara (scuba tank), pengukur kedalaman (depth gauge), kaki katak (fins), pakaian penyelam (wet suit) yang berfungsi sebagai penahan panas tubuh agar tidak hilang secara berlebihan, sarung tangan, jam tangan (dive watch) dan kompas.
"Penyelam bisa berjam-jam di dalam air dengan pergantian tabung di bawah laut Scuba sudah disiapkan dengan digatung di sisi kapal jadi penyelam tinggal mengambilnya," katanya.
Peralatan lainnya antara lain side scansonar alat yang digunakan untuk menjajaki benda-benda di bawah air seperti kapal karam bahkan ranjau, Kamera dan Video bawah air dan Komputer untuk mengolah data.
"Salah seorang penyelam melakukan dokumentasi video sehingga kita tahu apa yang dilakukannya dibawah," katanya.
Pengangkatan menggunakan lifting balloon berfungsi untuk mengangkat temuan dasar laut ke permukaan.
"Kalau balon diikatkan ke empat sudut kotak setelah ikatan dibuka maka balon tersebut akan mengelurkan gas yang akan mengangkatnya ke atas permukaan, lalu beberapa kru diatas siap membawanya ke kapal," katanya.
Tidak tertinggal, Airlift alat untuk menampakan temuan yang tertutup pasir atau lumpur.
"Penyelam profesional memakai Airlift biar hartanya tampak tapi kalau yang ilegal pakai linggis,"katanya.
Penyelaman membutuhkan keterampilan dan berisiko juga harus sesuai aturan.
"Penyelaman sama saja dengan terjun payung kalau terjun payung salah ikatannya bisa nyungsep, nah penyelaman kalau salah menyelamnya bisa lumbuh bahkan mati," kata Surya Helmi, Direktur Peniggalan Arkeologi Bawah Air kepada ANTARA News, Kamis.
Sebelum dan sesudah penyelaman, para penyelam akan diperiksa kondisi kesehatannya.
Sedikit cerita seram dari Gatot dapat menggambarkan betapa rawannya pekerjaan mereka.
"Dulu pernah ada penyelam kita di Manokwari, Papua, ketika menyelam ia tidak sesuai aturan disamping kesehatan yang kurang sehat, ketika penyelaman hari pertama tidak apa-apa tapi setelah penyelaman hari kedua setelah atas kapal tiba-tiba semua badannya terasa tebal dan tidak bisa digerakkan keesokannya dipastikan lumpuh karena terdapat kerusakan di aliran darahnya."
Cara menyelam tidak boleh terjun langsung ke dasar laut tapi harus mengikuti arah arus laut dengan melayang-layang begitu juga ketika kembali ke permukaan karena tekanan arus laut yang kuat bisa menyebabkan kematian.
"Jelas arus laut di permukaan dan di bawah lebih kuat di bawah makanya harus hati-hati belum dengan temperatur suhu air laut yang ekstrem makanya seorang yang telah melakukan penyelaman tidak boleh menaiki pesawat selama 24 jam," katanya.
Penggalian dibawah air lebih mudah di banding di darat, tetapi jika benda arkeologi sudah menjadi satu dengan karang akan lebih sulit dari di darat. Masalah utamanya adalah waktu bekerja didalam air sangat terbatas dan tergantung kedalaman benda arkeologi itu sendiri.
Hubungan antara suhu dengan kedalaman sangat erat sekali, semakin dalam perairan laut maka semakin rendah suhunya. Perubahan suhu mencolok terjadi pada kedalaman 200 meter - 1000 meter.
Make Over Harta Karun
Pengambilan harta karun harus diambil secara hati-hati, jangan sampai pecah atau patah. Jika barang yang mudah pecah dilakukan penanganan khusus dengan alat yang dapat melindungi benda tersebut.
Jika artefak sudah diatas permukaan maka yang dilakukan adalah pencucian artefak dengan air laut, melakukan identifikasi dan klasifikasi temuan dengan menentukan nama artefak, pola hiasan dan ukurannya (tinggi, panjang dan diameter), labelling temuan, membungkus temuan dengan serat kain dan perendaman dengan air laut.
Kenapa harus direndam dalam air laut lagi benda temuan sudah cukup lama menyatu dengan lingkungannya tapi ketika dipindah ke lingkungan yang baru maka keseimbangan akan goyah.
"Benda itu harus direndam dulu di air laut jadi bukan langsung dicuci air tawar," kata Gatot.
Menurut Gatot, ada teori yang menyebut bahwa pada waktu pengangkatan benda temuan yang bersuhu dingin akan berkembang menjadi lembab kemudian kehadiran udara panas yang menyebabkan kelembaban menjadi kurang. Perubahan udara tersebut dapat membuat benda rapuh.
"Oleh karena itu benda temuan dikeringkan secara perlahan dengan cara benda tersebut tetap direndam di dalam air laut secara berangsur-angsur benda tersebut diencerkan air tawar untuk menghilangkan kadar garam," kata Gatot.
Setelah yakin kadar garam tidak ada, benda tersebut dibungkus dengan kain basah untuk jangka waktu tertentu agar proses adaptasinya dengan lingkungan baru dilakukan secara bertahap sehingga kestabilan benda dijaga dengan baik.
Dari kapal karam tersebut didapatkan ribuan artefak yang sangat langka dan sangat berharga, merepresentasikan keramik kualitas terbaik dari Cina abad ke X (Yue Mise Wares), aneka glass dan rock crystal Timur Tengah dan koleksi berharga lainnya seperti kepingan atau perhiasan emas, perak batu-batu mulia, kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad pada jumpa pers di Jakarta, Senin (5/4).
Fadel menambahkan, secara keseluruhan BMKT Cirebon meliputi sekitar 271.000 keping, menjadikannya sebagai salah satu penemuan artefak terbesar. Faktor-faktor utama membuat penemuan kapal karam dan muatannya dari abad ke X ini sangat berharga.
Diantara penemuan itu adalah koleksi artefak berkualitas tinggi dari era China’s Five Dynasties yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Penemuan jenis-jenis artefak Glass yang berasal dari Sasanian Empires & Rock Crystal berkualitas tinggi dari Fatimid Dynasty, yang keseluruhannya berasal dari Afrika dan Timur Tengah.
Nilai historis dan arkeologis. Hasil observasi dan penelitian menunjukkan bahwa penemuan tersebut memiliki nilai historis dan budaya yang sangat penting, mengungkapkan bukti-bukti arkeologis rangkaian distribusi atau jalur perdagangan serta kunjungan kenegaraan dari suatu negara sahabat ke kerajaan di Indonesia pada masa itu.
Menurutnya, harga barang berharga tersebut ditaksir mencapai US$100 juta dan diperkirakan dapat menambah jumlah devisa negara terutama untuk Anggaran Pendapatan Belanja Nasional Tahun 2010.
Pengangkatan BMKT Cirebon dilaksanakan oleh PT Paradigma Putra Sejahtera (PPS) bekerjasama dengan COSMIX Underwater Research Ltd (Cosmix), dari Perairan Laut Jawa sekitar 70 mil sebelah utara Cirebon pada koordinat 05 LS dan 108 BT pada tahun 2004 – 2005, berdasarkan izin Pemerintah Republik Indonesia.
Dari kegiatan pengangkatan itu berhasil digali data dan informasi arkeologis dari kapal dan muatannya. Berdasarkan observasi dan penelitian para ahli, PANNAS BMKT telah menerbitkan buku dengan judul ''Kapal Karam Abad ke-10''.
Diharapkan penemuan tersebut akan mendorong penelitian-penelitian lebih lanjut. Di samping itu telah dilakukan pemilihan jenis-jenis BMKT tertentu yang dianggap penting bagi sejarah, kebudayaan dan ilmu pengetahuan bangsa Indonesia dan ditetapkan sebagai milik negara, ujarnya.
Pelelangan BMKT Cirebon akan dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 5 Mei 2010 melalui Kantor Piutang Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jakarta III. (T.Bhr/id)
0 komentar:
Posting Komentar